Sapi

Sapi
Selamat Datang di blog anak Peternakan...

Sabtu, 27 Juni 2015

Detehksi Birahi dengan tail chalking methode



Breeding rail bukan merupakan sistem deteksi birahi, breeding rail merupakan area aplikasi deteksi birahi dengan menggunakan system tail chalking. Kelebihan dari system tail chalking itu lebih mudah karena deteksi birahi lebih terkontrol, dapat mengamati perubahan-perubahan seminor apapun.
Langkah-langkah kegiatan magang yang dilakukan di area breeding rail :
Persiapan alat dan bahan kegiatan.
Alat dan bahan yang digunakan di breeding rail yaitu :
a)  Alat :
-     Gloves
-     Tabung straw sperma (kontainer)
-     Kertas tisu kering
-     Penangas listrik konstan 35-370C secara konstan
-     Chalk tail
-     Needle dan spuit
-     Plastik sheet
-     Guns IB
-     Stopwatch
-     Laptop
-     Celemek
-     Box penyimpanan alat-alat
-     Alat tulis
-     Penjepit straw
b)  Bahan :
-     Straw (sperma beku)
-     Hormon
-     Air
-     Sapi
-     Nitrogen cair (N2)
Pengecekan birahi dilakukan dengan metode identifikasi tingkah laku sapi dan bagian alat reproduksi ternak bagian luar yang menunjukan adanya tanda-tanda estrus pada sapi yang sedang birahi. Setelah identifikasi tingkah laku dan performance, dilakukan pengecekan organ reproduksi dalam dengan metode palpasi perektal dan meraba alat reproduksi yaitu serviks dan ovarium. Sapi yang sedang estrus akan mengeluarkan cairan bening, bersih dan transparan dari vulva akibat palpasi rektal, serviks terasa tegang, organ repro luar terlihat bengkak dan merah, sapi tersebut ditentukan apakah ternak tersebut segera dilakukan IB atau ditunda.
Adanya keputusan IB dilihat dari recording sapi yang diperiksa, apakah ternak tersebut boleh dilakukan IB atau ditunda ?.  Keputusan ini dilihat dari data berapa hari ternak tersebut menunjukan estrus setelah beranak, jika ternak tersebut kurang dari 40 hari telah menunjukan estrus maka ternak tersebut ditunda dalam penginseminasian. Sapi yang diinseminasi dilihat siapa tetuanya dan ditentukan straw (semen beku) yang akan digunakan agar tidak terjadi inbreeding pada ternak tersebut. Setelah menentukan straw yang akan digunakan, inseminator melakukan thawing pada straw.
Thawing pada semen beku yaitu dilakukan dengan menjaga kebersihan alat, straw dan lingkungan tempat inseminasi, sperma beku dicairkan pada air hangat bersuhu 36-370 C selama 40 detik yang dimasukan ke dalam alat pemanas konstan, kemudian mengangkatnya dengan menggunakan penjepit straw dan mengeringkan dengan menggunakan kertas tisu. Setelah itu bagian ujung straw dipotong dengan pisau pemotong dan secepatnya dimasukan ke dalam plastik sheet dan diikuti dengan gun IB dengan mempertahankan suhu lingkungan kurang lebih 36-380 C dan semen harus segera di masukan kedalam organ reproduksi betina, tidak boleh lebih dari 5 menit semen yang telah dithawing berada di lingkungan luar. Setelah IB dilakukan, ternak tersebut di input pada data recording yang awal status ternak tersebut fresh menjadi breed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar