Sapi

Sapi
Selamat Datang di blog anak Peternakan...

Sabtu, 07 Februari 2015

MENGHITUNG BOBOT SAPI DENGAN RUMUS SCHROOL DAN MODIFIKASI




LAPORAN PRAKTIKKUM
MENGHITUNG BOBOT SAPI DENGAN RUMUS SCHROOL DAN MODIFIKASI 

I. ACARA          : Menghitung Bobot Sapi Dengan Rumus Schrool dan Modifikasi

II. TANGGAL    : Rabu, 24 September 2014
III. TEMPAT        : Kandang Peternakan Sapi Potong PPPPTK Pertanian Cianjur
1V. ALAT DAN BAHAN
Alat     : Pita ukur dan alat tulis
Bahan  : Sapi potong jantan
V. CARA KERJA
1.      Mengamati Kondisi Fisik sapi dari samping, depan dan belakang, mencatat hasil yang diperoleh.
2.    Mengukuran lingkar dada, melingkarkan pita ukur pada posisi di belakang tonjolan pundak sapi di bagian atas dan belakang kaki depan, kemudian mencatat yang diperoleh.
3.     Mengukur panjang badan, Panjang badan diukur secara lurus dengan tongkat ukur dari ujung sendi haluan ( bagian depan bahu )sampai ke tonjolan tulang duduk, kemudian mencatat hasil yang di peroleh.
4.      Mencatat dan menghitung hasil pengukuran dengan rumus schrool dan modifikasi.
VI. HASIL PENGAMATAN
IDENTITAS TERNAK
a. No. Ternak                              : 9
b. Jenis Kelamin                         : Jantan

1.      Pengamatan judging
Dari Samping  : Segi empat
Depan              : Bulat
Belakang         : Bulat
                                    

Gambar 1. Sapi tampak samping     
    Gambar 2. Sapi tampak belakang











2.      Ukuran Tubuh
Panjang Badan  : 123 cm
Lingkar Dada     : 158 cm

VII.     PEMBAHASAN
Penilaian kondisi tubuh perlu dilakukan karena pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ternak potong secara visual. Dari hasil pengamatan praktik dari samping tubuh sapi berbentuk segi empat dan dari belakang tubuh sapi terlihat bulat hal ini menanandakan sapi memiliki tubuh yang cukup gemuk.
Dalam penaksiran bobot badan ternak sapi, pengukuran lingkar dada dilakukan dengan cara melingkari pita ukur pada tubuh ternak tepat dibelakang kaki depan. Pita ukur harus dikencangkan sehingga pita ukur pada bagian dada terasa. Sebelum dilakukan pengukuran di atas ternak harus dalam posisi normal, kaki depan dan belakang harus sejajar satu sama lain dan kepala ternak harus menghadap kedepan.
Pada pengukuran lingkar dada pada ternak menunjukkan berat badannya, di mana semakin panjang lingkar dadanya maka semakin berat bobot badan ternak tersebut dan sebaliknya semakin pendek lingkar dada suatu ternak maka berat badan ternak tersebut ringan atau ternak tersebut kurang sehat/ kurus.
Hasil pengukuran pada sapi potong dengan nomor urut 09 didapat Panjang Badan (PB) sapi  123 cm. dan Lingkar Dada (LD) 156 cm, sehingga dapat di hitung menggunakan rumus scrool dan modifikasi sebagai berikut:



VIII. Hasil Pengukuran
v  Perhitungan dengan rumus schrool:
                                      =  (156 + 22)2
                                    100
                          =  1782
                               100
                          =  316,84 Kg
v  Perhitungan dengan rumus Modifikasi :
                                 = 1562 x 123
                                       10840
                                  = 24336 x 123
                                       10840
                                  = 2993328
                                       10840
                                  = 276,137 Kg
Ø  Selisih antara perhitungan rumus schrool dengan rumus Modifikasi pada pengukuran  adalah 40,702 Kg
Selisih antara perhitungan dengan rumus schrool dengan rumus Modifikasi memiliki selisih yang cukup besar yakni 40,75 Kg, hal ini dikarenakan dalam proses pengukuran ternak dalam kondisi yang tidak tenang yang disebabkan keramaian di sekitar kandang karena terlalu banyak orang yang menjadikan ternak sapi yang kami amati  tidak dalam posisi normal.


IX. Kesimpulan
 Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan :
1. Kita dapat menaksir bobot sapi dengan perhitungan menggunakan rumus schrool dan modifikasi. 
2.  Semakin besar ukuran statistik vital (panjang badan dan lingkar dada) semakin besar bobot sapi.
 

1 komentar: